Jumat, 25 Oktober 2013

Pelatihan Sholat Khusyu

Beberapa hari yang lalu, diadakan pelatihan sholat khusyu di ABM (STIE Malangkuçeçwara) Malang. Pelatihan kali ini dipimpin langsung oleh Ustadz Abu Sangkan, selain yang tiap bulan di minggu kedua dilatih oleh para trainer.
Kenapa sholat perlu dilatih? Malah sampai 2 hari, sampai menginap di kampus itu.
Bukannya sholat ya itu-itu saja? Bacaannya tetap sama sejak dari ratusan tahun yang lalu, gerakannya tidak pernah dan tidak akan pernah berubah, arah sholat dan yang dituju juga tetap sama saja.
Sholat kok dilatih.
Berikut ini adalah catatanku selama mengikuti pelatihan, aku simpulkan menjadi beberapa kesalahan penyebab kenapa khusyu sulit untuk diraih:
  • Menganggap sholat khusyu itu sulit diraih
    Banyak sekali referensi yang mengatakan bahwa sholat khusyu hanya dapat diraih oleh orang-orang tertentu saja, dan membutuhkan level agama tertentu. Dengan persepsi seperti ini, saat melakukan sholat kita sudah tidak berusaha meraih khusyu lagi. Sholat hanya menjadi 'yang penting sholat'.
    Padahal siapapun bisa meraih sholat khusyu, bahkan para pendosa sekalipun. Itu adalah hak prerogatif Alloh.
  • Tidak tau bagaimana khusyu itu sebenarnya
    Kadang kita salah membedakan mana khusyu dan mana konsentrasi.
    - Khusyu bersumber dari hati, sedangkan konsentrasi dari pikiran.
    - Konsentrasi hanya membatasi kesadaran kita pada otak saja, sedangkan khusyu pada akhirnya membawa pikiran untuk konsentrasi.
  • Salah anggapan
    - Menganggap sholat adalah demi gugurnya kewajiban.
    - Menganggap sholat diwajibkan karena Alloh butuh sholat kita.
    - Menganggap sholat untuk meraih surga.
    - Menganggap sholat sebagai penghindar dari neraka.

    Padahal sesungguhnyalah kita yang butuh sholat itu. Saking dibutuhkannya sampai diwajibkan. Dan hanya melalui sholatlah kita dapat menghadapNya, tidak ada media atau sarana lainnya. Ini adalah fasilitas super canggih yang disediakan.
  • Salah paham tentang niat
    Masih banyak yang bingung membedakan mana niat dan mana bacaan awal sholat.
    Niat bukan hanya bacaan di awal sholat, tapi melingkupi secara keseluruhan saat sholat, dari awal hingga akhir.
    Mengutip dari buku Ustadz Abu, misalnya kita diberi gelas berisi air penuh, yang goyang sedikit saja tumpah, lalu kita disuruh membawanya berjalan 100 meter. Sepanjang perjalanan itu kita harus menjaga kesadaran agar airnya tidak tumpah. Usaha menjaga kesadaran itulah namanya niat.
  • Menganggap bacaan adalah sebagai kontrol gerakan sholat
    Inilah ajaran yang kita terima secara umum sejak masa kecil. Setiap satu bacaan selesai, maka dilanjutkan dengan gerakan berikutnya. Misalnya setelah bacaan iftitah selesai, maka langsung disambung dengan rukuk, dan setelah bacaan rukuk selesai, maka disambung dengan gerakan i'tidal. Dan seterusnya.
    Tidak ada yang salah dengan hal ini.

    Namun hendaknya, setiap memulai suatu gerakan, tidak harus buru-buru melakukan bacaannya. Serta ketika bacaan sudah selesai, tidak usah buru-buru mengakhiri gerakan tersebut.
    Intinya tertibkan gerakan sholat, lakukan dengan tuma'ninah (rileks, santai).

    Bacaan berulang-ulang di setiap rukuk atau sujud, jumlahnya juga tidak harus 3 kali, boleh diucapkan berulang-ulang sebanyak apapun. Ini dilakukan untuk sugesti diri, doa. komunikasi, autoterapi, dan banyak lagi lainnya.
  • Menganggap bacaan sebagai bacaan
    Mungkin di sinilah inti dari kesalahan yang sering terjadi. Bacaan sholat yang dibaca hanya dijadikan sebagai rukun sholat, dibaca secara cepat, tanpa tau maksudnya.

    Tidak sedikit yang hafal bacaan iftirasy (duduk di antara 2 sujud), namun banyak yang tidak tau bahwa di dalamnya terkandung dialog dengan 8 doa. Kebanyakan dibaca datar saja, mengalir dari bibir/otak, bukan dari hati.

    Padahal itu seharusnya menjadi dialog. Dialog pada siapa yang disembah. Untuk tau arti tiap bacaan rasanya mudah sekali, karena sudah buanyak sekali buku yang memaparkan artinya.
    Bacalah bacaan itu dengan perlahan, resapi maknanya, ketahui maksudnya, lalu setelah diucapkan tunggu respon dariNya.

    Dan memang bacaan itu menjadi dialog, yang artinya komunikasi 2 arah, kontak langsung dengan Robbul Alamin, Tuhan pencipta segala alam.
Sholat khusyu bukanlah sholat yang lama, namun saat meraih khusyu akhirnya sholat menjadi lama, karena rasanya akan sayang sekali untuk mengakhiri sholat. Dan setiap kali selesai sholat, akan merindukan waktu sholat berikutnya. Ini bukan hal yang dibuat-buat, tapi digetarkan dari dalam hati.
Untuk meraih sholat khusyu tidak perlu menambah atau merubah cara sholat, atau dengan membayangkan hal-hal lain, media lain, dan lain sebagainya. Cukup perbaiki cara sholat.
Dalam menghadap Alloh tidak membutuhkan pengetahuan atau ketinggian ilmu, karena toh ilmu itu milik Dia. Cukup menghadap Dia dengan kebodohan dan kekotoran jiwa, lalu buka dan pasrahkan hati, niscaya Dia yang akan mengajarkan ilmuNya. Hanya satu ilmu yang patut kita bawa untuk menghadapNya, yakni kebodohan kita. Kembali ke zero state.
Hal inilah yang perlu dilatih, terus dan terus. 2 hari saja tidaklah cukup, karena harus tetap diolah, baik sendiri maupun berjamaah.
Selamat meraih sholat khusyu.
Terimakasih kepada guruku Abu Sangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar