4. Katagori Salah Benar .
Ini inspirasi spontan saja muncul ketika banyak melihat di televisi,
perilaku orang yang bunuh diri, ayah yang tega memperkosa anaknya,
pejabat yang korupsi, pokoknya macam-macamlah suguhan pagi itu. Di
samping tentu saja, berita-berita yang menyejukan, seperti prestasi Cris
John sebagai Juara Dunia atau berita tentang orang kreatif yang bisa
mengubah limbah menjadi produk yang bernilai ekonomi.
Miris memang melihat berita negatif di televisi. Karena memakan porsi
jauh lebih banyak dari berita positif yang menginspirasi, jadinya
Banyak istigfar kita (atau ini strategy TV supaya mengingatkan pemirsa
supaya inget pada Allah…ehmm kalau cara begitu ngak setuju saya). Dan
kalau boleh numpang curhat anak anak asuh sangat kritis dalam urusan
bertanya-tanya..kami sampai kedodoran menjawab hal-hal aneh negatif
begini . Mohon di ajari dan di ingatkan selalu nih kakah asuh dan
pembina panti. Tersering kami mengurut dada dan istigfar.
Baik kita kembali ketopik…Nah, jadilah katagori seperti berikut ini,
mengupas tentang bagaimana sikap orang menyikapi kondisi di
sekelilingnya
1. Salah menyikapi kesalahan
Orang-orang yang putus asa. Melakukan kesalahan sendiri, tapi
menyikapinya dengan cara yang salah. Maka, bunuh diri, menyakiti diri
sendiri, akan menjadi penyaluran. Banyak orang yang menganggap tindakan
yang sebenarnya merugikan, tapi diklaim sebagai penyaluran. Inilah orang
yang kemudian bisa membabi buta melakukan tindakan yang merugikan
padahal kesalahan dilakukannya sendiri. Contoh terkini adalah peristiwa
penembakan seorang ABG di Jerman, ketika memasuki 2 ruang kelas yang
menewaskan 9 siswa dan 1 gurunya; kemudian ABG ini menembak kepalanya
sendiri di lapangan parkir. Salah menyikapi kesalahan.
2. Salah menyikapi kebenaran
Orang-orang yang sombong. Kebenaran yang ada sebenarnya logis untuk
diterima, akan tetapi karena menyinggung harga dirinya yang semu, maka
kebenaran itu ditolaknya. Bisa jadi, kebenaran itu menutup sumber nafkah
yang tak halal, yang selama ini rutin diterimanya dan menjadi darah dan
daging. Biasanya ini dilakukan oleh orang-orang yang ingin bertahan
dengan kekuasaan. Di ekstrim lain, kebenaran itu bisa jadi
dikomunikasikan dengan cara yang salah, dan diterima juga dengan cara
yang salah.
3. Benar menyikapi kesalahan
Orang yang mau belajar. Kesalahan dianggap sebagai sebuah proses
pembelajaran. Ada hikmah dibalik kesalahan, sehingga kualitas hidup
bertambah ketika kesalahan itu bisa disikapi dengan benar. Ini dilakukan
oleh orang-orang yang akan ‘naik kelas’ dan memang Allah menyusun
skenario kesalahan itu untuk membuat dirinya bertumbuh. Biasanya, orang
yang benar menyikapi kesalahan memiliki stamina yang makin prima.
4. Benar menyikapi kebenaran
Orang yang bersyukur. Kebenaran berasal dari Allah, maka bersikap benar
terhadap kebenaran adalah wujud bersyukur sebagai hamba Allah. Benar
menyikapi kebenaran, membuat kita menjadi bagian dari perluasan
kebenaran itu sendiri. Diri kita seabagai agen dari kebenaran itu
sendiri. Ini dilakukan oleh orang-orang yang paham dan punya ilmu; dan
tentu saja siap menghadapi tantangan, utamanya dari orang-orang yang
salah menyikapi kebenaran.
Apakah Anda mendapatkan kebenaran atau melakukan kesalahan, hadapilah
hidup dengan benar. Kedewasaan seseorang itu mencapai momentumnya
ketika menyikapi secara benar, baik kesalahan maupun kebenaran.
Dan apa pun kondisi hidup Anda, percayalah bahwa kualitas hidup
seseorang bukan ditentukan oleh kondisi yang menimpanya, tapi bagaimana
dia menghadapi kondisi tersebut.
By; Terapi Hati klini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar