Kamis, 24 Oktober 2013

4. Katagori Salah Benar .

Ini inspirasi spontan saja muncul ketika banyak melihat di televisi, perilaku orang yang bunuh diri, ayah yang tega memperkosa anaknya, pejabat yang korupsi, pokoknya macam-macamlah suguhan pagi itu. Di samping tentu saja, berita-berita yang menyejukan, seperti prestasi Cris John sebagai Juara Dunia atau berita tentang orang kreatif yang bisa mengubah limbah menjadi produk yang bernilai ekonomi.

Miris memang melihat berita negatif di televisi. Karena memakan porsi jauh lebih banyak dari berita positif yang menginspirasi, jadinya Banyak istigfar kita (atau ini strategy TV supaya mengingatkan pemirsa supaya inget pada Allah…ehmm kalau cara begitu ngak setuju saya). Dan kalau boleh numpang curhat anak anak asuh sangat kritis dalam urusan bertanya-tanya..kami sampai kedodoran menjawab hal-hal aneh negatif begini . Mohon di ajari dan di ingatkan selalu nih kakah asuh dan pembina panti. Tersering kami mengurut dada dan istigfar.

Baik kita kembali ketopik…Nah, jadilah katagori seperti berikut ini, mengupas tentang bagaimana sikap orang menyikapi kondisi di sekelilingnya

1. Salah menyikapi kesalahan
Orang-orang yang putus asa. Melakukan kesalahan sendiri, tapi menyikapinya dengan cara yang salah. Maka, bunuh diri, menyakiti diri sendiri, akan menjadi penyaluran. Banyak orang yang menganggap tindakan yang sebenarnya merugikan, tapi diklaim sebagai penyaluran. Inilah orang yang kemudian bisa membabi buta melakukan tindakan yang merugikan padahal kesalahan dilakukannya sendiri. Contoh terkini adalah peristiwa penembakan seorang ABG di Jerman, ketika memasuki 2 ruang kelas yang menewaskan 9 siswa dan 1 gurunya; kemudian ABG ini menembak kepalanya sendiri di lapangan parkir. Salah menyikapi kesalahan.

2. Salah menyikapi kebenaran
Orang-orang yang sombong. Kebenaran yang ada sebenarnya logis untuk diterima, akan tetapi karena menyinggung harga dirinya yang semu, maka kebenaran itu ditolaknya. Bisa jadi, kebenaran itu menutup sumber nafkah yang tak halal, yang selama ini rutin diterimanya dan menjadi darah dan daging. Biasanya ini dilakukan oleh orang-orang yang ingin bertahan dengan kekuasaan. Di ekstrim lain, kebenaran itu bisa jadi dikomunikasikan dengan cara yang salah, dan diterima juga dengan cara yang salah.

3. Benar menyikapi kesalahan
Orang yang mau belajar. Kesalahan dianggap sebagai sebuah proses pembelajaran. Ada hikmah dibalik kesalahan, sehingga kualitas hidup bertambah ketika kesalahan itu bisa disikapi dengan benar. Ini dilakukan oleh orang-orang yang akan ‘naik kelas’ dan memang Allah menyusun skenario kesalahan itu untuk membuat dirinya bertumbuh. Biasanya, orang yang benar menyikapi kesalahan memiliki stamina yang makin prima.

4. Benar menyikapi kebenaran
Orang yang bersyukur. Kebenaran berasal dari Allah, maka bersikap benar terhadap kebenaran adalah wujud bersyukur sebagai hamba Allah. Benar menyikapi kebenaran, membuat kita menjadi bagian dari perluasan kebenaran itu sendiri. Diri kita seabagai agen dari kebenaran itu sendiri. Ini dilakukan oleh orang-orang yang paham dan punya ilmu; dan tentu saja siap menghadapi tantangan, utamanya dari orang-orang yang salah menyikapi kebenaran.

Apakah Anda mendapatkan kebenaran atau melakukan kesalahan, hadapilah hidup dengan benar. Kedewasaan seseorang itu mencapai momentumnya ketika menyikapi secara benar, baik kesalahan maupun kebenaran.

Dan apa pun kondisi hidup Anda, percayalah bahwa kualitas hidup seseorang bukan ditentukan oleh kondisi yang menimpanya, tapi bagaimana dia menghadapi kondisi tersebut.

 

By; Terapi Hati klini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar